(seperti pada postingan puisi diblogku yang lama, http://rieda.blogsome.com/2012/01/29/teruntuk-ayahku-tercinta/)
Tak peduli sang surya membakar tubuhmu,
Tak peduli lumpur, hujan, angin dan peluh membasahi tubuhmu,
Letih sudah harap langkahmu Ayah..
Tak tega hati ini untuk sesekali menyakitimu..
Remuk hati ini,
Melihat serta mengetahui perjuanganmu..
Sungguh hancur jiwa dan raga ini,
Jika melihat dan mendengar setiap helaan nafasmu..
Ayah..
Itu badan yang dulu gempal,
Kini terkikis di makan derita dan luka..
Itu kulit yang dulu halus nan mulus,
Kini penuh dengan bintik-bintik lara..
Itu rambut yang dulu hitam nan indah,
Kini mulai rontok dan memutih..
Ayah,
Lumpur, angin, hujan dan peluh telah menjadi
pakaianmu..
Pegal dan linu telah menjadi santapanmu..
Capek dan letih sudah menjadi makanan harianmu..
Ayah..
Kutuliskan sebuah rasa kasih sayangku padamu lewat sebuah
untaian puisi ini..
Ku salut dengan semua pengorbananmu,
Ku kagum dengan jiwa juangmu,
Semua semata-mata hanya demi keluargamu..
Ayah,
Kasih sayang mu takkan mampu tergantikan oleh siapapun,
Perhatian yang kau berikan kepadaku takkan pernah sanggup
aku lupakan,
Walaupun kadang aku tidak mengindahkan semua yang kau
berikan,
Kadang kutak pernah menghargai semua yang kau berikan.
Kini, akulah yang harus melakukan semuanya..
Aku yang harus membalas semuanya..
Dan hanya aku yang harus memperhatikanmu…
Ayah..
Izinkanlah aku menjadi anak yang berbakti kepadamu,
Anak yang tak melupakan kasih sayangmu,
Izinkanlah anakmu untuk membahagiakanmu..
Meskipun ku tersadar dari asaku,
Itu semua tidak bisa membayar semua yang telah kau berikan,
Tak bisa tergantikan oleh semua yang telah kau beri,
Dan akupun sadar, nyawapun takkan mampu membalas semuanya…
Terima kasih Ayah..
Karenamu kini aku menjadi orang yang mampu berdiri,
Mampu menjadi orang yang mandiri,
Kini aku mampu menapaki hidup dengan doa dan kasih
sayangmu..
I Love You Ayah…
(Anakmu, Farida Nur Syafitri)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar